Senin, 14 Mei 2012

Sepeda Di Negeri Kincir Angin


Bicycle, bicycle, bicycle. I want to ride my bicycle. I want to ride my bike. I want to ride it where I like.
Queen, Bicycle Race

Penggalan lagu Queen di atas menggambarkan bagaimana mengasyikkannya bersepeda. Dengan bersepeda, kita dapat menghemat biaya, mengurangi kemacetan, menjaga kelestarian lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya ialah dapat meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup. Kita bisa mengamati, saat ini banyak orang yang mengidap penyakit seperti obesitas. Dan salah satu penyebab dari penyakit obesitas ialah karena kurangnya melakukan aktivitas fisik. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit lainnya seperti jantung koroner maupun stroke yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Menurut penelitian Evironmenal Protection Agency (EPA), di Amerika Serikat, transportasi menyumbang hampir 80% emisi karbon monoksida dan 55% emisi nitrogen oksida.[1] Oleh sebab itu, tidak heran jika dibeberapa kota metropolitan udaranya sudah terkontaminasi oleh zat-zat beracun dan jika terus dibiarkan tentu akan berdampak pada kesehatan. Tercemarnya lingkungan hidup selain dapat berdampak buruk pada kesehatan juga akan berdampak pada penurunan kualitas hidup. Oleh sebab itu, cara paling mudah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup ialah dengan bersepeda. Saat ini, diberbagai negara mulai banyak bermunculan komunitas-komunitas bersepeda seperti, bike to work dan fixie.
Salah satu negara dengan populasi sepeda yang cukup banyak ialah Belanda. Di Belanda, sepeda merupakan salah satu moda transportasi yang paling favorit. Berbagai kalangan dan usia menggunakan sepeda untuk menunjuang aktivitasnya sehari-hari. Dataran yang rendah, infrastruktur yang mendukung serta adanya regulasi yang memprioritaskan pengguna sepeda dibandingkan pengguna kendaraan bermotor menjadikan bersepeda di Belanda menjadi sangat menyenangkan. Selain itu, dengan bersepeda masyarakat di Belanda lebih cepat untuk sampai di tempat-tempat tujuan. Hal ini disebabkan karena dengan bersepeda, warga Belanda dapat terhindar dari kemacetan. Bahkan, tempat parkir mobil yang sangat terbatas, membuat para pengguna mobil lebih memilih untuk menggunakan sepeda. Sepeda yang digunakan oleh masyarakat Belanda juga tidak harus mahal. Sepeda jelek pun asalkan masih bisa berfungsi akan tetap digunakan.
Gambar 1. Sepeda Di Belanda

Sedangkan keadaan di Indonesia berbanding 180 derajat dengan keadaan di Belanda. Di Indonesia, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi dibandingkan dengan angkutan umum atau sepeda. Pemerintah pun masih terkesan kurang peduli dengan keselamatan dan kenyamanan para pengguna sepeda. Sering kali para pengguna sepeda harus mengalah dengan para pengguna motor dan mobil. Kita juga bisa lihat seringnya terjadi pelanggaran lalu lintas yang dapat membahayakan para pengguna sepeda dan pejalan kaki. Hingga saat ini, di Indonesia masih belum ada infrastruktur yang benar-benar mendukung untuk bersepeda secara aman dan nyaman. Selain itu, mind set orang Indonesia yang masih kental dengan prestige menjadikan masih sedikitnya orang Indonesia yang bersepeda.
Mungkin itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa kota-kota di Indonesia tidak pernah masuk menjadi kota dengan kualitas hidup yang baik. Kemacetan yang selalu terjadi di kota besar seperti Jakarta menjadikan sebagian warganya stres. Sedangkan Amsterdam, pada tahun 2011, menempati posisi ke-12 sebagai kota dengan kualitas hidup yang baik.[2] Dan salah satu indikator kota dengan kualitas hidup yang baik ialah kesehatan (polusi), pelayanan publik dan transportasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar