Minggu, 20 Februari 2011

Pertumbuhan Suatu Negara Bangsa (Analisis Terbentuknya Bangsa Mongol)



Zoon politicon atau lebih dikenal dengan manusia ialah hewan yang berpolitik. Sejak zaman dahulu hingga saat ini kebutuhan hidup manusia tidak pernah mencapai tingkat kepuasan. Kondisi seperti ini diperparah dengan sumber daya (alat pemuas kebutuhan) yang terbatas. Hal ini menjadikan manusia antara satu dengan yang lainnya berupaya untuk menguasai alat pemuas kebutuhan tersebut. Bahkan terkadang antar indvidu melakukan kerja sama untuk mencapai tujuannya tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan rasa tidak aman antara satu dengan yang lainnya. Karena antar individu, bahkan antar komunitas tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya tersebut.
Untuk menganalisis argumen di atas kita bisa melihat sejarah yang terjadi di dataran Mongol pada abad ke 12. Pada saat itu di Mongol, manusia hidup secara berkelompok atau bersuku-suku. Mereka berburu sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Pada saat itu mereka hidup secara nomaden. Kehidupan di Mongol pada saat itu bersifat konfliktual, yang artinya antar suku saling menundukkan demi memenuhi kebutuhannya. Suku yang kecil hanya akan menjadi mangsa bagi suku yang kuat.
Di Mongol lah lahir pemimpin agung yang konon memiliki luas kekaisaran hingga 4 kali luas kekaisaranya Alexander Agung. Pemimpin tersebut kita kenal dengan nama Genghis Khan. Genghis Khan memiliki nama asli Temujin, lahir dari pasangan suami istri yang tergabung dalam kesukuan. Pada saat berusia 9 thun ayah Temujinn tewas karena diracuni oleh musuhnya. Mulai saat itu tertanam kuat dalam hati Temujin bahwa suku yang telah membunuh ayah Temujin akan menjadi musuh selamanya. Temujin dewasa menyadari bahwa suku yang dipimpinnya tidak akan bisa survive tanpa membina hubungan dengan suku yang lainnya. Maka untuk mengatasi hal ini Temujin menikahi gadis dari suku lainnya untuk menjalin hubungan antar suku. Cara seperti ini masih dapat kita temukan, sebagai contoh di Indonesia. Dalam kehidupan pondok pesantren terdapat juga pernikahan antar pemilik pondok. Hal ini digunakan untuk mempererat hubungan antar pondok pesantren.
Suku yang dipimpin Temujin, pernah diserang hingga mengakibatkan istri Temujin yang bernama Borte diambil dari tangan Temujin, bahkan Temujin melarikan diri untuk menyusun strategi baru demi mengambil kembali istrinya dari suku Merkit. Temujin pun teringat dengan saudara sedarahnya yang bernama Jamuka d akhirnya Temujin meminta bantuan Jamuka untuk mendapatkan kembali istrinya. Setelah Jamuka dan Temujin menyusun strategi dan menghimpun kekuatan, mereka menyerang suku Merkit dan akhirnya mampu memenangkan pertempuran.
Seiring berjalannya waktu mulai timbul ketidakcocokan antara Temujin dan Jamuka ketegangan diantara keduanya semakin meningkat dengan adanya perbedaan pandangan antara keduanya perihal bagaimana menilai seseorang dan pemberian pangkat tertinggi berdasarkan garis keturunan (suatu tradisi di Mongol pada saat itu). Hal inilah yang mengakibatkan Temujin dan Jamuka berperang satu dengan yang lainnya. Suku yang dipimpin Temujin pernah kalah oleh Jamuka, namun Temujin dan istrinya selamat. Temujin dan pasukannya yang tersisa menyusun strategi baru dan menghimpun kekuatan untuk membalas dendam. Temujin menggunakan caramemotivasi pasukannya “jika kita bersama, kita tidak mudah dikalahkan.” Pada tahun 1204 Temujin berperang dengan Jamuka, pasukan Jamuka pun dapat dikalahkan dan Jamuka menginginkan dirinya dihukum mati.
Setelah peperangan melawan Jamuka, Temujin diangkat menjadi raja semua suku di Mongol dan dianugerahi gelar raja semesta dan disapa dengan sebutan Genghis Khan. Pada saat itu sebenarnya Genghis Khan sudah mampu membentuk sebuah bangsa. Bangsa Mongol yang dibentuk dengan cara menaklukkan seluruh suku yang terdapat di Mongol. Namun Genghis Khan masih belum puas dengan kekuasannya yang telah diraihnya. Genghis Khan masih melakukan ekspansi ke Beijing. Beijing memiliki peradaban yang lebih maju dibandingkan Mongol, di mana didalamnya terdapat banyak komoditas yang menguntungkan seperti sutera dan rempah-rempah.
Genghis Khan dan prajuritnya mempersiapkan penyerangan ke Beijing secara matang. Mereka belajar teknologi militer, seperti membuat ketapel, baju perang berbahan sutera hingga alat pendobrak pintu. Setelah menguasai teknologi tersebut secara mumpuni dan mengisolasi Beijing, Genghis Khan memulai penyerangan dan akhirnya Beijing pun jatuh ke tangan Genghis Khan. Setelah Beijing dibumi hanguskan, Genghis Khan memulai kehidupan yang baru, mereka tidak lagi hidup secara nomaden, namun mereka membangun ibu kota di Karakorum Mongolia Tengah. Karakorum menjadi pusat budaya, perdagangan dan pendidikan.
Genghis Khan menyadari bahwa suku-suku yang pernah ditaklukannya bisa saja memberontak dan menggerogoti kekaisarannya. Karena itulah Genghis Khan berupaya membuat suku-suku yang ditaklukannya sejahtera, sehingga mereka merasa aman dari penyerangan suku lainnya serta yang tidak kalah pentingnya mereka tidak memberotak. Genghis Khan pun mulai membuat peraturan-peraturan yang diterapkan kepada  seluruh pengikutnya. Untuk membangun perekonomian bangsanya Genghis Khan melakukan perdagangan dengan Persia.
Namun suatu saat duta besar utusan Genghis Khan untuk Persia dibunuh oleh Persia. Tragedi ini merupakan penghinaan kepada Genghis Khan. Dan semenjak saat itu Genghis Khan menyerang Persia. Seluruh orang Persia yang melawan kepada Genghis Khan dibunuh. Tak sampai di situ, Genghis Khan bahkan mulai menginvansi Eropa. Lambat laun usia Genghis Khan semakin tua, tubuhnya kian renta dan pada akhirnya Genghis Khan meninggal dunia. Suksesi kekaisaran Mongol jatuh kepada Ogodei, putra Genghis Khan. Di bawah kepimpinan Ogodei, Mongol kembali menginvansi Eropa, Mongol telah mencapai Rusi, Polandia dan Hungaria. Tahun 1242 Ogodei wafat dan semua ketua Mongol kembali pulang untuk memilih pemimpin yang baru. Seabad kemudian kekaisaran Mongol mulai pecah.
Dari kekaisaran Genghis Khan, kita dapat mengerti bahwa syarat terbentuknya sebuah bangsa / negara ialah memiliki teroterial, memiliki penduduk, terdapat sistem pemerintahan dan mendapatkan pengakuan dari bangsa / negara lainnya. Namun terbentuknya suatu bangsa / negara juga tidak dapat dilepaskan dari identitas penduduknya. Kesamaan ini bisa dilihat dari atribut penduduk yang menyertainya seperti ras, agama, bahasa dan budaya. Penaklukan yang dilakukan oleh Genghis Khan terhadap suku yang lain, juga berujung pada terbentukya bangsa Mongol, terlepas dari perbedaan suku-suku yang telah ditaklukannya.
Sosok Genghis Khan yang memiliki kharisma, mampu menyatukan perbedaan-perbedaan antar suku yang ditaklukannya. Hal inilah yang menyebabkan raja / kaisar selain dianggap sebagai simbol pemersatu juga mampu menjadi obat mujarab bagi kegelisahany penduduknya. Sehingga bukan tidak mungkin apabila raja yang memiliki kharisma tersebut meninggal dan digantikan oleh anaknya yang tidak cakap, akan tercipta konfik dan dapat berujung munculnya negara baru.

1 komentar:

  1. Why gambling is so much an art form, and why it is now a
    In gambling, the 양산 출장안마 meaning of 전주 출장안마 money is money. When you have a gambling 광주 출장안마 idea, you know exactly 화성 출장마사지 how money is made. Money is money. · Money is 공주 출장안마

    BalasHapus